Kamis, Desember 17, 2009

Food Combining

Oops hampir lupa. Kalau sudah 3 bulan ini saya getol menekuni cara makan yang lebih sehat. Food Combining. Belum belajar secara khusus. Baru melalui buku karya Andang Gunawan. It's very excited. Bagimana tidak. Kegemaran saya memasak, tertantang untuk bereksperimen membuat menu-menu serasi.

Kebiasaan baru ini termotivasi oleh protes tubuh saya yang semakin berat bekerja. Saya ingin meringankan kerja pencernaan yang sudah semakin aus oleh usia. Metabolisme yang semakin melambat. Terlalu egois rasanya, bila saya masih saja menuntutnya untuk bekerja optimal sedangkan saya terus menerus memenuhinya dengan makanan lezat dan berat.

Saya saja sudah mulai enggan dibebani pekerjaan berat, hasil optimal tapi pendapatan kecil, hahahaha *curcol*.


Buku ini telah menginspirasi saya untuk tetap makan tapi dapat bonus sehat dan --semoga-- sedikit demi sedikit berat tubuh ini berkurang *ngarep dot com*. Apalagi ditambah resep-resep sehat yang disuguhkan. Saya tidak saja menikmatinya sendiri tapi juga menularkannya ke orang-orang yang saya cintai. Saya sangat merekomendasikannya bagi mereka yang ingin berdiet tapi tetap dapat menikmati santapan lezat dan sehat pastinya.



Tks a lot bu Andang.

Twilight Saga

Berawal dari kegiatan sampingan saya, berjualan buku :p Ada satu novel yang --dari melihat covernya-- telah menghipnotis saya untuk membaca ringkasan ceritanya. TWILIGHT.

Singkat kata saya berkesimpulan bahwa jalan ceritanya pasti mengasikkan. Apalagi setelah itu, ternyata novel besutan Stephenie Meyer ramai dibicarakan orang. Di setiap sudut jalan yang saya lalui bahkan di KRL yang saya tumpangi, banyak yang sedang membacanya terutama kaum perempuan. Ditambah lagi novel ini difilmkan. Hmmmm BEST SELLER.

Meski saya belum tergerak untuk kembali melakukan hobby lama saya membaca novel. Saya tidak bergeming untuk membacanya secara keseluruhannya. Cukup filmnya aja deh, batin saya malas-malasan.

Setahun berlalu, setiap sequence dalam film Twilight itu ternyata sangat melekat dan memberikan kenangan tersendiri bagi sisi romansa dan membangkitkan imajinasi saya terhadap sebuah cerita remaja. saya terkilik untuk membaca keseluruhan novel bersekuel ini. Tetralogy: Twilight, New Moon, Eclipse, Breaking Dawn.

Dua bulan terakhir di penghujung tahun ini saya memberanikan diri meminjamnya dari salah seorang rekan. Akhirnya saya memutuskan untuk menuntaskan satu sekuel kedua Eclips sebelum filmnya ditayangkan. Film dinikmati meski harus nonton sendirian di bioskop. Makin cinta. Selanjutnya, sudah pasti saya penasaran dengan sekuel berikutnya. Ngebut.... dengan sekuel ketiga. Kelar. Lanjut dengan sekuel terakhir. BREAKING DAWN.



Secara pribadi, rangkaian novel ini telah kembali membangkitkan daya imajinasi saya yang sempat buntu sesaat. :p Kembali menumbuhkan hasrat menulis saya. Memberikan bumbu puitis dalam kehidupan saya. Membujuk saya kembali mengisi hari-hari dengan cinta. Memotivasi saya untuk memiliki keberanian lebih menghadapi setiap masalah yang ada. Mendedikasikan hidup saya lebih baik lagi terutama bagi suami dan buah hati tercinta.



I love u beibes.

Selasa, Juni 09, 2009

365 hari

Mungkin 365 hari alias setahun tak akan terasa lama. Ketika melihat sang buah hati tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia. Para ahli mengatakan bahwa dongeng sebelum tidur sangat baik untuk tumbuh kembangnya, tidak saja memotivasinya menjadi orang yang gemar membaca tapi juga merangsang daya imajinasinya.

365 Bedtime Stories keluaran Disney merupakan salah satu kumpulan dongeng yang diminati para orang tua, termasuk saya. Yang akan mengisi setiap hari sebelum tidur dengan dongeng yang berganti-ganti, sehingga para orang tua tidak akan kehabisan stok cerita. Dalam buku berhalaman 368 [termasuk cover] lembar ini, setiap halaman memuat cerita yang sarat akan nilai-nilai moral kekeluargaan, persahabatan, perilaku sehari-hari dan sebagainya, apalagi didukung dengan kualitas gambar yang fantastis standar goresan Disney tentunya.

Namun demikian sampai usia Razka yang mendekati 2 tahun ini saya belum sempat membacakannya, macam-macam alasan yang saya utarakan:

- Razka belum dapat konsentrasi mendengarkan
- sayang, takut disobek Razka [jadi masih rapi terbungkus plastik]
- terlalu berat untuk saya bawa sambil tiduran [huk3 dasar ibu malas]
- saya sudah tertidur lebih dulu sebelum sempat membuka halamannya

Memang cukup mengada-ada ya.... ;p

Tapi mulai malam ini saya bertekad untuk mendongeng, apa pun yang terjadi dan apa pun respon yang saya dapat dari Razka.

--padahal saya masih punya kumpulan cerita seri Disney lainnya--

Ayo mendongeng...

Hadiah untuk Suami


Di awal usia pernikahan, biasanya kita selalu dikejutkan dengan berbagai hal baru, begitu juga dengan saya, sepertinya ada saja alasan untuk mengatakan --meski dalam hati-- "kok begini?", "seharusnya bukan begitu", dan "bukan ini yang saya inginkan".

Banyak pasangan yang mungkin akhirnya frustasi karena tidak dapat mengkomunikasikannya dengan baik, --lagi-lagi-- begitu juga yang terjadi pada saya. Ujung-ujungnya.... saya marah, kecewa, sedih, kalut, cemas, bahkan hampir putus asa. Tapi saya terus memotivasi diri bahwa ini hanya awal, ini hanya sebuah 'surprise kecil' belum jadi shock therapy, namun demikian hal-hal yang tidak sesuai selalu saja menjadi beban pikiran dan mental saya.

Suatu hari, kunjungan saya ke sebuah toko buku besar, telah memaksa saya untuk membeli buku --yang pada awalnya-- enggan saya beli, saya hanya tergerak untuk membolak-balik dan berusaha menyangkal bahwa isi "Surat untuk Suami" adalah --bukan bermaksud egois-- benar-benar curahan hati saya, ungkapan seluruh harapan saya untuk suami. Akhirnya dengan ringan saya keluarkan sedikit uang dari kocek tipis saya ini. Harga buku ini pun tak mahal, tapi saya berharap ikhtiyar saya melalui tulisan buku ini membawa hasil yang optimal dan sangat berharga bagi kelangsungan hidup kami. Amiin...



hadiah kecil di hari ultang tahun mu